PENGENDALIAN OPT BAWANG PUTIH – Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, MP., M.Sc.

INFORMASI

Hama utama pada tanaman bawang putih adalah hama ulat bawang (Spodoptera exigua) yang menyerang sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun musim hujan. Jika tidak dikendalikan serangan hama tersebut dapat menyebabkan kegagalan panen. Hama utama lainnya adalah lalat pengorok daun (Liriomyza chinensis).

a. Hama Ulat Bawang (Spodoptera exigua)

Hama ulat bawang dijumpai hampir pada setiap umur tanaman bawang putih. Ulat berukuran panjang 25 mm, berwarna hijau atau coklat dengan garis tengah warna kuning, berada dalam rongga daun, makan bagian dalam daun menyebabkan daun menjadi transparan atau timbul bercak-bercak putih pada daun karena epidermis bagian luar daun tidak dimakan.

Bila serangan berat, seluruh bagian tanaman dimakan termasuk umbinya. Hama memiliki beberapa inang seperti keluarga bawang-bawangan, cabai merah dan jagung. Serangan berkurang pada musim tanam Mei-Juni dan Oktober- Nopember. Serangga dewasa merupakan ngengat dengan sayap depan berwarna kelabu gelap dan sayap belakang berwarna agak putih. Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada ujung daun. Satu kelompok biasanya berjumlah 50 – 150 butir telur. Seekor betina mampu menghasilkan telur rata-rata 1.000 butir. Telur dilapisi oleh bulu-bulu putih yang berasal dari sisik tubuh induknya. Telur berwarna putih, berbentuk bulat atau bulat telur (lonjong) dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Telur menetas dalam waktu 3 hari. Larva S. exigua berukuran panjang 2,5 cm dengan warna yang bervariasi. Ketika masih muda, larva berwarna hijau muda dan jika sudah tua berwarna hijau kecoklatan gelap dengan garis kekuningan-kuningan (Gambar 1).

Lama hidup larva 10 hari. Pupa dibentuk pada permukaan tanah, berwarna coklat terang dengan ukuran 15 – 20 mm. Lama hidup pupa berkisar antara 6 – 7 hari (Fye and Mc Ada 1972). Siklus hidup dari telur sampai imago adalah 3 – 4 minggu. Larva S. exigua mempunyai sifat polifag (pemakan segala). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh ulat bawang ditandai oleh adanya lubang-lubang pada daun mulai dari tepi daun permukaan atas atau bawah.

Gambar 12. Hama Spodoptera exigua dan tanaman bawang putih yang terserang hama tersebut

Tanaman inang antaranya lain asparagus, kacang-kacangan, bit, brokoli,bawang putih, bawang putih, cabai, kentang, lobak, bayam dan tomat.

b. Hama Pengorok Daun (Liriomyza chinensis)

Awal serangan hama Liriomyza chinensis pada bawang putih di Jawa Timur tahun 2000 dan kerusakan terjadi hingga 10 – 100 % serta kehilangan hasil 30 – 100%. Serangan berat pada pertanaman dimulai pada 15 HST hingga menjelang panen. Daun penuh korokan, kering dan berwarna coklat seperti terbakar dan masuk ke dalam umbi bawang.

Gambar. Hama Liriomyza chinensis serta hama pada perangkap

kuning (Sumber : Balitsa)

L. chinensis berukuran panjang 1,7 – 2,3 mm. Seluruh bagian punggungnya berwarna hitam, telur berwarna putih, bening, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm. Larva berwarna putih susu atau kekuningan, dan yang sudah berusia lanjut berukuran 3,5

mm (Gambar 6). Pupa berwarna kuning keemasan hingga cokelat kekuningan, dan berukuran 2,5 mm (Gambar 6). Seekor betina mampu menghasilkan telur sebanyak 50 – 300 butir. Siklus hidup pada tanaman bawang putih sekitar 3 minggu (Anonim 2005). Tanaman inang L. chinensis hanya bawang putih, sedangkan pada tanaman lainnya belum diketahui. Gejala daun bawang putih yang terserang, berupa bintik-bintik putih akibat tusukan ovipositor, dan berupa liang korokan larva yang berkelok-kelok. Pada keadaan serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan, sehingga menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar.

Sumber Pustaka :

Anonim. 2015. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Bawang Merah (Allium sativum L) Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah. Kementrian Pertanian. Direktorat Jenderal Hortikultura. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat.

Baswarsiati, E. Korlina, K. B. Andri, L. Rosmahani dan B. Irianto. ?. Teknologi Usahatani Bawang Merah Spesifik Jawa Timur. BPTP Jawa Timur. Makalah.

Hilman, Y, A. Hidayat dan Suwandi. Budidaya Bawang Putih Datran Tinggi. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Udiarto, B.K, W. Setiawati dan E. Suryaningsih. 2005. Pengenalan Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Merah dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Artikel selengkapnya bisa diunduh disini (klik untuk mengunduh)