Si cantik ini memiliki nama latin Chrysochroa fulminans (Coleoptera; Buprestidae) atau yang biasa disebut Jewel beetle atau Metallic wood-boring beetles. Di Indonesia, serangga unik ini memiliki nama lokal Samber lilin (sunda) dan Samber iler (Jawa). Saya menemukannya di sekitar pohon waru (Hibiscus tiliaceus). Kumbang ini menjadi sasaran para kolektor serangga untuk diburu, itulah sebabnya mereka sulit ditemukan. Keunikannya yang begitu menonjol tampak pada elytra dengan corak warna yang mengkilat. Warna-warni mengkilat yang terdapat pada kumbang ini bukan disebabkan karena pigmen pada eksoskeletonnya, namun disebabkan oleh pewarnaan struktural di mana tekstur mikroskopik pada kutikula mereka secara selektif memantulkan frekuensi cahaya ke arah tertentu sehingga memantulkan banyak warna. Efek ini serupa dengan efect yang terdapat pada kepingan CD (Compact disc).
Jika anda mencari di internet dengan kata kunci Chrysochroa fulminans, anda akan menemukan begitu banyak situs yang menjual serangga-serangga ini dalam bentuk awetan. Alasannya tentu saja karena warnanya yang begitu elok dan menarik. Di benua Amerika, kumbang ini banyak digunakan sebagai liontin atau aksesoris lainnya. Sedangkan di Indonesia, kumbang cantik ini tidak hanya diburu untuk dijadikan sebagai aksesoris tetapi juga sering dikaitkan dengan mitos atau keilmuan ghaib yang dipercaya memiliki daya magis pengasihan, termasuk untuk memikat hati dan memancarkan daya tarik serta pesona tersendiri. Woooww mengejutkan bukan… Karena alasan itulah, kumbang cantik ini sekarang susah ditemukan.
Penulis: Hanindhiya