Apa yang dimaksud dengan Supply Chain Management? – Fatkhiyah Rohmah

Apa yang dimaksud dengan Supply Chain Management?

Mengenal SCM tidak dapat dilepaskan dari mengenal dan memahami supply chain terlebih dahulu sehingga dapat membedakan antara SCM dengan supply chain.

Supply chain atau rantai pasok dapat dimaknai sebagai jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menhantarkan sutau produk kepada konsumen akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut mencakup supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung yang terlibat seperti perusahaan jasa logistik atau pengiriman barang (Definisi ini disampaikan oleh Pujawan dan Mahendrawathi. tahun 2010 dalam bukunya yang berjudul Edisi Kedua “Supply Chain Management”).

Dalam supply chain terdapat berbagai aliran yang harus dikelola oleh para pelaku. Aliran tersebut adalah:

  1. Aliran Barang

Aliran ini akan bergerak mengalir mulai dari hulu (sisi upstream) hingga ke hilir (sisi downstream). Salah satu contoh bentuk aliran barang adalah aliran bahan baku yang dikirim dari supplier kepada pabrik pengolahan. Selanjutnya, setelah melalui proses produksi, barang akan dikirim kepada para distributor yang diteruskan dengan pengiriman barang kepada para pengecer dan terakhir barang akan bergerak dari tangan pengecer kepada konsumen akhir. Aliran barang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Aliran Barang

  1. Aliran Uang

Berbeda dengan aliran barang, aliran uang akan bergerak mengalir dari sisi hilir ke sisi hulu. Aliran uang dapat berbentuk invoice, perjanjian pembayaran, cek, dan lainnya.

  1. Aliran Informasi

Aliran informasi memiliki perbedaan dengan liran barang dan uang. Jika aliran barang mengalir dari hulu ke hilir dan aliran uang mengalir dari hilir ke hulu maka aliran informasi bergerak mengalir baik dari hulu ke hilir maupun hilir ke hulu. Aliran informasi yang dibutuhkan dari hilir ke hulu sebagai contoh adalah informasi persediaan barang di sejumlah distributor atau supermarket sedangkan pihak yang membutuhkan informasi adalah pabrik. Informasi dari hulu ke hilir sebagai contoh adalah suatu distributor yang ingin memperoleh informasi terkait kapasitas produksi pabrik.

 

Dalam keadaan yang riil bentuk supply chain tidak dijumpai dengan gambaran yang sesederhana gambar 1 namun akan lebih banyak pelaku yang terlibat dalam suatu supply chain. Sebagai contoh adalah supply chain keripik singkong jika dicermati akan melibatkan banyak pihak yaitu:

  1. Petani penghasil singkong
  2. Penghasil garam
  3. Petani penghasil bawang putih
  4. Penghasil CPO
  5. Pabrik penghasil minyak goreng
  6. Pabrik penghasil plastik kemasan
  7. Pabrik tepung tapioka
  8. Distributor garam
  9. Pabrik keripik singkong
  10. Perusahaan pengiriman barang
  11. Perusahaan pergudangan
  12. Distributor keripik singkong
  13. Supermarket/Wholesaler
  14. Pengecer/Toko/Ritel

Banyaknya pelaku yang terlibat dalam suatu supply chain akan membentuk suatu jaringan termasuk jaringan pada supply chain keripik singkong hingga keripik tersebut sampai ke tangan konsumen akhir.

Beranjak pada bahasan berikutnya, apakah yang dimaksud dengan SCM? Lambert et.al. dalam Mahendrawati (1998) menyebutkan bahwa istilah SCM pertama kali disampaikan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982 dengan mengemukakan bahwa supply chain adalah jaringan dari segi fisik berupa perusahaan-perusahaaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, hingga mengirimkan kepada konsumen akhir sedangkan SCM adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Salah satu definisi yang disampaikan oleh the Council of Logistics Management adalah sebagai berikut:

Supply Chain Management is the systematic, strategic coordination of the traditional business functions within a particular company and across businesses within the supply chain for the purpose of improving the long-term performance of the individual company and the supply chain as a whole.”

SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal perusahaan namun berorientasi juga pada urusan eksternal perusahaan yang berhubungan dengan perusahaan-perusahaan mitra yang terlibat, SCM yang baik akan meningkatkan kemampuan bersaing bagi supply chain secara keseluruhan namun tidak boleh mengorbankan salah satu pihak berkorban dalam jangka panjang.

 

Referensi

Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawathi ER. 2010. Supply Chain Management Edisi Kedua. Penerbit Guna Widya, Surabaya.