Alan Soffan Ph.D
Tulisan diinspirasi dari kunjungan penulis ke Lab. Lab Bioinformatic and Molecular evolution, Shizuoka University Japan, 10-30 November 2017
Alan Soffan Ph.D
Tulisan diinspirasi dari kunjungan penulis ke Lab. Lab Bioinformatic and Molecular evolution, Shizuoka University Japan, 10-30 November 2017
Pendekatan Geografis
•Diawali dengan pendekatan fisik, dilengkapi dengan pendekatan sosio-kultural yang dilakukan dengan memperhatikan distribusinya menurut wilayah berikut dinamika hubungan antar wilayahnya yang berlangsung dari waktu ke waktu
•Berbasis pada analisis kondisi fisik wilayah
•Relief / morfologi
•Material penyusun (batuan dan tanah)
•Proses-proses yang berlangsung di permukaan bumi
•Berbasis pada analisis kondisi sosio-kultural masyarakat
•Jumlah penduduk menurut berbagai kategori (suku, agama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dll)
•Budaya masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya lingkungan
Geografi tanah
•Adalah bagian dari ilmu tanah (pedologi) yang kajiannya ditekankan pada:
•Proses pembentukan tanah
•Distribusi satuan-satuan tanah di permukaan bumi
•Karakteristik tanah
•Pemanfaatan sumberdaya tanah untuk kehidupan
Kajian geoscience (pedologi adalah bagian dari geoscience) selalu sarat dengan pemahaman skala (spasial dan waktu) untuk memahami obyek di permukaan bumi
Ada 3 obyek material di dalam geomorfologi:
1. Morfologi / Relief
2. Material penyusun
3. Proses Geomorfologi
Dipelajari dan dipahami urut, jangan dibolak-balik!
Once we can delineate precisely the morphology, it means we already delineate the materials and geomorphological processes Relief is an expression of complex interaction between materials and geomorphological processes
TSP Lahan Rawa adalah miniatur rawa lebak dengan multi komoditas dan teknologi spesifik.
Memperagakan antara lain :
Kuliah tamu yang memaparkan kemajuan di bidang teknologi yang sangat menuntut bidang pertanian untuk berkembang lebih cepat. Presentasi Dr. Iin Handayani yang merupakan Profesor di Murray State University, USA, dan alumni dari Fakultas Pertanian, UGM ini berjudul Agriculture Era 4.0; Securing Soil Science with Education and Technology. Dalam kuliah ini dijelaskan tentang tantangan dunia untuk dapat memberikan pangan kepada populasi dunia yang lebih dari 9 Miliar dengan masalah-masalah di bidang pertanian seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan lain-lain. Dr. Iin menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh generasi Z dalam menghadapi tantangan tersebut agar menghasilkan kemampuan di Era 4.0 secara kompetensi, kualitas dan literasi. Perbedaan gen Y dan gen Z dalam memanfaatkan teknologi juga dipaparkan dalam video ini.
Pemaparan video mengenai teknologi di bidang pertanian yang terus berkembang yang dipaparkan oleh Prof. Didik Indradewa, salah satu profesor di Departemen Budidaya Pertanian. Teknologi berkembang dengan sangat pesat termasuk teknologi di bidang pertanian mulai dari berbasis kearifan lokal, maupun berbasis informasi revolusi 4.0. Kedua aras tersebut perlu dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian yang diusahakan oleh petani. Teknologi berbasis kearifan lokal dikembangkan dengan harapan tetap menjaga suatu varietas tanaman atau sistem pengolahan tanaman tertentu. Sebagai contoh dari teknologi ini adalah sistem Mukibat pada tanaman ubi kayu yang merupakan hasil pengembangan petani Jawa Timurl. Penyambungan Ubi kayu dengan ubi karet yang dapat meningkatkan produktivitasnya sebanyak 2 kali lipat ini kemudian diadopsi oleh beberapa universitas di Nigeria maupun di Kolumbia sebagai pengembangan tanaman ubi kayu di wilayah tersebut. Juga ada pengembangan padi di daerah jawa tengah, surjan yang diadopsi IRRI untuk dikembangkan ke Asia Selatan dengan mempertahankan nama yang sama.
Video ini menjelaskan teknik penyimpanan ikan untuk menjaga kualitasnya. Kita ketahui bahwa pada tahun 2017 terjadi pertumbuhan nasional di sektor perikanan 6,79 %. Untuk menjaga kualitas ikan agar tetap baik sampai ke tangan konsumen, diperlukan handling ikan yang baik mulai dari proses penangkapan. Penangana yang baik yaitu dengan rantai dingin baik dari setelah proses penangkapan, penyimpan ikan maupun sebelum pemasakan. Ciri ikan yang bermutu rendah yaitu mata tidak cerah, ingsang tidak merah, berbau busuk, serta berlendir.
Rantai dingin untuk menjaga kualitas ikan yaitu dengan menggunakan es batu sebagai media paling baik karena dapat menjaga atau menurunkan suhu ikan dengan tanpa menurunkan kualitasnya.